Virus itu menyebar di semua jenis mamalia. Mengintai manusia.
(dailymail.co.uk)
Tim peneliti memperkirakan masih ada 320.000 varian virus yang belum terdeteksi pada semua jenis mamalia.
BBC melansir, 3 September 2013, tim peneliti memandang penting untuk mengkaji virus dalam mamalia. Sebab, virusnya sangat mudah menyebar ke manusia. Semangat penelitian itu adalah untuk mencegah pandemi di masa mendatang.
"Yang kita bincangkan yaitu mendefinisikan berbagai macam virus dalam mamalia. Niat kami mendapatkan informasi lebih lanjut sehingga dapat memahami prinsip yang mendasari faktor penentu risiko," jelas Prof Ian Lipkin, Direktur Center for Infection and Immunity, University of Columbia.
Tim memperkirakan, biaya penelitian ini menghabiskan dana setidaknya US$6 miliar, setara Rp65,8 triliun. Tapi, menurut peneliti, jumlah itu masih sangat kecil dibandingkan biaya penanganan pandemi. Waktu penelitian juga tergolong lama, sekitar 10 tahun.
60 Virus Baru
Berkaitan dengan hal itu, bersama-sama peneliti Bangladesh, peneliti AS berupaya meneliti spesies kelelawar. Spesies ini disebutkan membawa virus Nipah. Jika menyebar, virus dapat membunuh manusia.
Peneliti mempelajari 1.897 sampel kelelawar guna menemukan patogen lain. Sejauh ini, peneliti sudah menemukan hampir 60 jenis virus yang sebagian besar belum pernah terlihat sebelumnya. "Ide penelitian ini untuk mengembangkan sistem peringatan dini," tambah Lipkin.
Sebuah proyek terkait juga sudah menunjukkan hasilnya. Proyek yang disebut Predict itu menemukan 240 virus baru sampai saat ini, terutama di daerah yang mana manusia kerap kontak dengan binatang.
Penelitian disambut positif peneliti lain, Prof Jonathan Bola dari University of Nottingham. "Peneliti fokus pada kelelawar karena hewan ini memang menjadi sumber asli dari sejumlah wabah virus pada manusia," kata Prof Bola mendukung.
Menurutnya, jumlah potensi virus pada hewan sangatlah besar, di luar kelelawar. Untuk itu, penelitian tentang ancaman virus di masa depan sangat menantang. (Baca juga H7N7: Pembunuh Baru Manusia) (umi)
BERITA TERKAIT
0 komentar:
Posting Komentar