SEJAK ZAMAN DULU Mahkota
Dewa digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti lever,
kanker, jantung, kencing manis, asam urat, rematik, ginjal, dan tekanan darah tinggi.Sebagai obat luar, buah dan bijinya berkhasiat untuk mengatasi jerawat, gatal kulit hingga eksim.
Dalam wayang purwo, perdu
setinggi 5 meter ini dikeramatkan. Siapa pun yang akan memetik buahnya
harus menyembah terebih dahulu. Bagi prajurit yang akan pergi ke medan
laga wajib memakan buah ini agar sehat, kuat, dan selamat.
Dulu oleh para bangsawan Jawa, Mahkota Dewa dikenal dengan nama Makuto Dewo, Makuto Ratu, atau Makuto Rojo, dan hanya bisa dijumpai di lingkungan keraton Jogya dan Solo (orang Cina menamakannya dengan Pau yang artinya obat pusaka). Tetapi karana buahnya besar, sebagian ahli botani lebih suka memberikan nama latin Phaleria Macrocarpa (macro: besar). Asal tanaman ini belum diketahui, namun menilik nama botaninya Phaleria Papuana dan termasuk famili Thymelaceae, diperkirakan tanaman ini berasal dari Tanah Papua, Irian Jaya. Entah bagaimana, dalam 5 tahun terakhir ini Mahkota Dewa popular kembali sebagai tanaman obat yang berkhasiat mangobati berbagai penyakit. Popuaritasnya tidak hanya terbatas di daerah Jawa, tetapi meluas hingga ke Malaysia.
BUAR MERUPAKAN CIRI KHASNYA
Tanaman perdu ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 m dpl. Namun pertumbuhan yang paling baik di daerah yang berketinggian 10-1,000 dpl.
Tajuk tanaman bercabang-cabang, umumnya tumbuh setinggi 1.5-2.5 m (bisa mencapai 5 m). Daunnya
berbentuk lonjong, langsing memanjang, dan berujung lancip, selintas
mirip daun jambu air, tetapi ukurannya lebih langsing dan lebih liat.
Bunganya berbentuk terompet seukuran bunga cengkih, berwarna putih.
Baunya harum, bunga keluar sepanjang tahun tanpa men genal musim.
Buahnya yang berwarna merah marun dan unik, menjadikan tanaman ini
sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Buahnya
bulat seperti bola ping pong, yang muda berwarna hijau dan bila sudah
tua berwarna merah marun terang. Warna buahnya menclok, terlihat lebih
kontras dengan tajuk yang rimbun dan mungil. Batangnya berkayu dan
bergetah sehingga sulit dicangkok. Bila hendak mencangkok, batang yang
telah dikupas harus dikeringkan dan diolesi dengan krim hormon
perangsang pertumbuhan akar, baru dibungkus (usahakan krim hormon tidak rontok). Perbanyakan
tanaman lebih sering dilakikan dengan biji, sekalipun pertumbuhannya
lama. Setelah bertunas di tempat persemaian, biji dipindahkan ke media
penanaman permanen (di tanah halaman{pot). Delapan bulan hingga setahun
kemudian tanaman ini mulai berbunga.
Seperti
halnya tanaman brotowali, batang Mahkota Dewa sangat kaya senyawa obat
dengan konsentrasi tinggi. Karena itu pemakaian dengan batang tidak
dianjurkan (membahayakan). Di dalam daun dan kulit buahnya tersimpan
senyawa alkaloid, saponin, talvonoid, dan politenol yang jenisnya belum
diketahui. Spesifikasi bahan fitokimiawinya juga belum diketahui, namun
kesimpulan dari hasil penelitian menyatakan,baik daun maupun buahnya
mengandung senyawa antialergi.
Kulit
buahnya tebal dengan rasa kelat bercampur pahit, dianjurkan untuk tidak
dimakan langsung karena bisa mengakibatkan memar mulut, sariawan,
mabuk, bahkan keracunan akut. Kandungan senyawa aktif dalam biji sangat
tinggi, jika tergigit dapat mengakibatkan lidah kaku, mati rasa, dan
badan meriang. Senyawa aktif dalam kulit buah Mahkota Dewa dapat
melarutkan timbunan asam urat. Air rebusannya juga sering dimanfaatkan
untuk mengobati rematik, menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari flu
sampai kanker rahim stadium akhir.
Secara
terbatas, biji Mahkota Dewa digunakan sebagai obat luar, terutama untuk
obat sakit kulit seperti gatal, koreng, kudis, dan eksim. Caranya, biji
dihaluskan lalu dibubuhi sedikit air panas., diaduk hingga menjadi krim
dan dioleskan pada bagian yang sakit. Namun penggunaannya harus
hati-hati karena senyawa aktifnya bisa terbawa dalam aliran darah (pada
orang yang sensitif pemakaian luar dapat mengakibatkan keracunan).
Walau
sudah banyak yang merasakan manfaatnya, keamanan pemakaiannya masih
diperdebatkan. Dokter dan ahli pengobatan tradisional banyak yang
mengakui bahwa tanaman ini memang sudah lama dimanfaatkan sebagai obat
luar (misalnya: eksim).
Namun. maraknya pemakaian
kulit buah Mahkota Dewa untuk me-ngobati penyakit seperti disentri,
gout (asam urat), rematik,.penyakit kulit, hepatitis/liver, kencing
manis, alergi, penyakit akibat kadar le-mak darah berlebihan
(hiperlipidemia, seperti tekanan darah tinggi, kolestrol, jantung
koroner, kanker), membuat para dokter khawatir. Alasannya, Mahkota Dewa
mengandung racun, sementara secara klinis khasiatnya belum terbukti.
Proses
pengeringan memang dapat menghilangkan racun, andai saja racun tersebut
bersifat antitoksik. Namun bila racun tersebut bersifat insektisida
(pembunuh serangga), proses pengeringan tidak ada artinya. Dikhawatirkan
racun tersebut akan tertinggal diginjal, dan lama kelamaan dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal.
Dokter yang
lain mengingatkan agar pemakai memilih sikap lebih berhati-hati. Mahkota
Dewa memang beracun tetapi kadarnya rendah (tanpa menyebutkan kadar
racunnya). Diakuinya, efek Mahkota Dewa sebagai obat sangat menarik.
Dari berbagai kesaksian, para pemakai umumnya merasa lebih baik. Karena
itu Mahkota Dewa dapat dimasukkan dalam kategori tanaman obat yang
pemakaiannya harus terkontrol, sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan
harus dihentikan segera setelah penyakitnya sembuh. Artinya, Mahkota
Dewa tidak dapat digunakan secara terus menerus sebagai bagian dari
pemeliharaan kesehatan. Dikhawatirkan pemakaian secara terus menerus
akan menimbulkan efek pada ginjal dan anemia.
Hampir seluruh
informasi mengenai khasiat dan manfaat Mahkota Dewa lebih banyak
berdasarkan pada pengalaman empiris. Dosis penggunaan yang sesuai untuk
setiap pengobatan masih ber-sifat coba-coba. Karena itu diharapkan
masyarakat yang menggunakan produk ramuan dengan bahan dasar Mahkota
Dewa, agar seminim mungkin dalam menggunakannya (untuk tiga hari
pertama).
RAGAM MANFAAT MAHKOTA DEWA
MEMANFAATKAN KULIT BUAH MAHKOTA DEWA
Ambil
kulit buahnya, keringkan dengan eara menjemur.Ambil potongan kulit buah
ukuran 1/2 cm x 1/2 cm. Rebus dengan 1 gelas air hingga mendidih dan
airnya berkurang. Pemakaian 1/2-1 sdt air rebusan, merupakan dosis aman
untuk pemakaian 1 hari yang diminum sebelum tidur. Bila timbul rasa mual
atau muntah-muntah, kurangi dosisnya. Jika masih berlanjut, hentikan
pemakaian tersebut.
MENGOBATI KANKER (PAYUDARAATAU RAHIM)
Satu sendok makan ramuan instan Mahkota Dewa seduh dengan segelas air. Minum sehari 2 kali, pagi dan sore hari. bila penyakitnya serius, rebus satu sendok teh racik Mahkota Dewa dalam tiga gelas air hingga air tinggal setengah¬nya. Tambahkan satu sendok teh kunyit putih instan. Minum 3x sehari. Pengobatan ini memerlukan waktu 3-6 bulan. Setelah sembuh tetap dikonsumsi, takaran dikurangi.
MENGENDALIKAN DIABETES
Ambil 3-5 potong teh racik Mahkota Dewa. Rebus dalam 3 gelas air bersama 3 lembar daun salam hingga air tersisa setengahnya. Minum ramuan ini 1 x setiap hari selama 3 hari atau seminggu sekali. Untuk diabetes parah, ramuan diminum 3 kali sehari.
MENGURANGI SAKIT REMATIK DAN ASAM URAT
Rebusan buahnya mengurangi sakit rematik dan asam urat bila dikonsumsi setiap hari. Tanaman ini kaya alkaloid, saponin, dan flavonoid. Daun dan buahnya memiliki efek antihistamin. Belum diketahui senyawa yang berperan sebagai penyembuh. Yang jelas, seeara empiris tanaman ini banyak digunakan sebagai obat luar (mengobati penyakit kulit) .
0 komentar:
Posting Komentar