Home » » SEJARAH KELAHIRAN JEMAAT HKBP SIPAHUTAR

SEJARAH KELAHIRAN JEMAAT HKBP SIPAHUTAR


Gereja HKBP Sipahutar terletak di jln. Gereja Sipahutar Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Kecamatan Sipahutar merupakan pusat persimpangan antara tiga kecamatan yang mempunyai jarak yang hampir bersamaan, Sipahutar, Tarutung, Siborongborong dan Pangaribuan yang masing-masing berjarak ± 24 km.

Pekabaran injil menurut sejarah diperkirakan tahun 1881, dipahami dari datangnya Missionaris LUDWIG HANSTEIN bersama Evangelis PAULUS LUMBAN TOBING atas penugasan Ephorus HKBP. Missionaris pekabaran injil ini pertama kali diterima oleh Raja Ihutan Patuan Sodunggaran Silitonga, yakni raja yang memimpin marga Silitonga di Sipahutar. Setelah Patuan Sodunggaran beserta seluruh keluarga memahami injil yang disampaikan Ludwig Hanstein merekapun dibabtis dengan nama : ADAM SILITONGA beserta istrinya HAWA br. SIMANJUNTAK. Pembabtisan ini dilakukan secara bersama dengan anaknya Busisa Silitonga menjadi nama JOHANIS SILITONGA beserta istrinya ROSINA br. SIMANJUNTAK.

Pada waktu masuknya pekabaran injil di Sipahutar, kebetulan Indonesia merupakan salah satu daerah kolonial Belanda. Kita memaklumi bahwa penyebar agama Kristen Protestan di Tapanuli Utara berasal dari Jerman (Eropa) yang serupa dengan kolonial Belanda yang tergolong berkulit putih dan agama yang serupa. Kemudian Gouvernemen melantik Johanis Silitonga menjadi Kepala Negeri di marga Silitonga. Kita maklum bahwa peranan raja pada masa itu sangat dihormati, karena memegang kekuasaan pemerintahan. Hal inilah salah satu faktor pendukung pekabaran injil. Bersamasama dengan masyarakat yang dipimpinnya membangun rumah ibadah di Gadong Pandalu Lumban Lobu. Lumban Lobu adalah satu perkampungan yang dihuni turunan Ompu Sibolang. Merekapun secara ikhlas memberikan tanah tempat rumah ibadah tanpa imbalan. Secara bersamaan Tuan Ludwig Hanstein mendekati Raja Wilhem Simanjuntak beserta istrinya boru Silitonga. Raja inipun juga diangkat oleh pemerintah Belanda sebagai Raja Pandua di Negeri Sabungannihuta. Raja ini dibabtis beserta istrinya dan juga ama Tiala Silitonga beserta istrinya. Dengan pengaruhnya yang besar, Raja Wilhem Simanjuntak beserta seluruh warga di daerah kekuasaannya (na ni rajaanna) mereka mendirikan rumah ibadah di Lumban Gorat Sabungannihuta. Disamping marga Simanjuntak, marga Simatupang dan marga Limbong bersama-sama menerima firman Tuhan yang diajarkan oleh Ludwig Hanstein bersama Evangelis Paulus Lumban Tobing. Mereka mendirikan rumah ibadah di Huta Tusam Siparendean.

Untuk mempercepat pembelajaran tentang Alkitab, missionaris Ludwig Hanstein sangat membutuhkan teman dan mengangkat beberapa orang penetua untuk membantu tugas-tugasnya di dalam melayani (manghobasi) kebaktian di rumah ibadah setiap minggu. Kedudukan penetua pada zaman dulu sangatlah dihormati sesuai dengan tugas (tohonan) yang diembannya yang hampir sederajat dengan Kepala Kampung. Pada zaman pendudukan Belanda setiap penetua bebas dari Rodi (kerja paksa) demikian halnya dengan pembayaran pajak (balasting) maupun pelayanan (panghobasion) dalam hal istiadat.

Inilah nana-nama Penetua yang dapat kami himpun dari orang-orang tua maupun dari sejarah gereja :
1. St Conrat Silitonga
2. St. Daniel Simanjuntak
3. St. Daud Silitonga
4. St. Simeon Silitonga
5. St. Immanuel Simanjuntak
6. St. Paulus Silitonga
7. St. Antonius Silitonga
8. St. Sem Silitonga
9. St. Simon Silitonga
10. St. Samuel Silitonga
11. St. Salem Silitonga
12. St. Mula Silitonga
13. St. Betuel Simanjuntak
14. St. Janna Silalahi
15. St. Apul Simanjuntak
16. St. Hendrik Silitonga

Dalam waktu yang tidak bengitu lama Tuan Ludwig Hanstein berhasil mendirikan rumah ibadah di tiga lokasi secara bersamaan yaitu di Gadong Pandalu Lumban Lobu untuk marga Silitonga dan untuk marga Simanjuntak di Lumban Gorat Sabungannihuta serta untuk marga Simatupang dan Limbong di Huta Tusam Siparendean. Lonceng gereja yang ada di Lumban Lobu dan Siparendean dibunyikan setiap pukul enam pagi dan pukul enam sore dan untuk hal-hal lain yang dianggap penting, misalnya : pemberitahuan atas meninggalnya anggjota jemaat, jika terjadi kebakaran dan lain-lain yang bersifat umum. Kedua lonceng gereja itu berbeda nadanya, yang di Lumban Lobu nadanya sopran dan di Siparendean nadanya alto.

Pada tanggal 10 Juli 1910, Raja Johanis Silitonga Kepala Negeri Sipahutar mengadakan kerja sama yang baik dengan Raja Pandua Johanis Simanjuntak Kepala Negeri Sabungannihuta untuk menyatukan perspsi membangun sebuah gereja yang dapat menampung warga jemaat yang meliputi Negeri Sipahutar, Sabungannihuta, Sosor Siamporik dan Lumban Gukguk yang tempatnya di lokasi gereja sekarang. Rencana inipun terlaksana atas karunia Tuhan. Akibat Perang Dunia ke-II (1939-1945) secara serentak seluruh Tuan Pendeta (Jerman) ditangkap dalam arti meninggalkan seluruh gereja HKBP, mulai saat itulah tuan pendeta dari Eropa (Jerman) diganti pendeta pribumi (pendeta dari orang Batak).

Daftar nama-nama Pendeta dari Jerman yang bertugas di HKBP Sipahutar sejak Tahun 1881 – 1940 :
1. Tahun 1881 – 1886 Pdt. Ludwig Hanstein
2. Tahun 1885 Pdt. H. Culeman
3. Tahun 1887 – 1894 Pdt. Puese
4. Tahun 1894 – 1889 Pdt. Mohri
5. Tahun 1899 – 1906 Pdt. Minderman
6. Tahun 1906 – 1910 Pdt. Otto Marcks
7. Tahun 1910 – 1915 Pdt. J. Bieger
8. Tahun 1915 – 1921 Pdt. Becker
9. Tahun 1921 (Februari – Maret) Pdt. Erich Pihler
10. Tahun 1921 – 1930 Pdt. Otto Marcks
11. Tahun 1930 – 1936 Pdt. Eling Hause
12. Tahun 1938 – 1939 Pdt. H.F. De Clene
13. Tahun 1939 – 1940 Pdt. Cheleiber (terakhir)

Daftar nama-nama Pendeta dari Pribumi yang bertugas di HKBP Sipahutar sejak Tahun 1887 s/d Sekarang :
1. Tahun 1887 – 1906 Pdt. Johannes Lumban Tobing
2. Tahun 1919 – 1936 Pdt. Timotius Hutapea
3. Tahun 1936 Pdt. Amon Lumban Tobing
4. Tahun 1941 – 1945 Pdt. Haine Hutapea
5. Tahun 1945 – 1948 Pdt. Malanton Lumban Tobing
6. Tahun 1948 – 1958 Pdt. Ferdinan Simorangkir
7. Tahun 1958 – 1961 Pdt. J.M. Siahaan
8. Tahun 1961 – 1969 Pdt. J.M. Simanjuntak
9. Tahun 1969 – 1973 Pdt. Wilmar Silitonga
10. Tahun 1973 – 1978 Pdt. Sabam Simanjuntak
11. Tahun 1978 – 1981 Pdt. Syarif Nababan
12. Tahun 1981 – 1986 Pdt. Nasir M. Simanjuntak
13. Tahun 1986 – 1990 Pdt. Mangapon Samosir
14. Tahun 1990 – 1991 Pdt. Jansen Simatupang(diperbantukan)
15. Tahun 1991 Pdt. Binsar M. Sipahutar
16. Tahun 1992 – 1996 Pdt. Condrad Napitupulu
17. Tahun 1996 – 1999 Pdt. Mangala Simbolon
18. Tahun 1999 Pdt. Surung Pasaribu(diperbantukan)
19. Tahun 1999 – 2005 Pdt. Sahat Manogari Silitonga
20. Tahun 2005 – Sekarang Pdt. Hotben Pasaribu

Demikian Sejarah Kelahiran Jemaat HKBP Sipahutar. (FMS)

Sumber : Data Inventaris HKBP Sipahutar
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : KECAMATAN SIPAHUTAR | PARNAKES MEDAN | PARNAKES JAKARTA
Copyright © 2013. KECAMATAN SIPAHUTAR - CHANDRA H SILITONGA
Template Created by Creating Website Published by Chandra H Silitonga
Proudly powered by Blogger